POLRI PRESISI POLRI KEMBALI PADA JATIDIRI HAKIKI
Bagian dari refleksi pada HUT Bhayangkara di tahun ini saya mengajak untuk mengingat kembali lembar sejarah polri dari tiap moment masanya
Berikut adalah ringkasan sejarah Polri (Kepolisian Negara Republik Indonesia):
1. Masa Pra-Kemerdekaan
Sebelum Indonesia merdeka, fungsi kepolisian dijalankan oleh berbagai bentuk aparat keamanan yang dibentuk oleh pemerintah kolonial, seperti:
Hindia Belanda: membentuk Bestuur Politie, Veld Politie, dan Stad Politie.
Masa pendudukan Jepang (1942–1945): dibentuk Keisatsutai (Polisi Jepang), yang beberapa anggotanya adalah orang Indonesia.
2. Awal Kemerdekaan (1945–1950)
Pada 19 Agustus 1945, Presiden Soekarno membentuk Kementerian Dalam Negeri yang juga membawahi urusan kepolisian.
Tanggal 29 September 1945, dibentuk Djawatan Kepolisian Negara yang pertama kali dipimpin oleh Komjen Polisi Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, yang kemudian dikenal sebagai Kapolri pertama.
Awalnya Polri berada di bawah Kementerian Dalam Negeri.
3. Masa Revolusi dan Integrasi Nasional
Polri aktif menjaga keamanan dalam negeri sekaligus berperan dalam mempertahankan kemerdekaan.
Setelah pengakuan kedaulatan RIS (1949), Djawatan Kepolisian menjadi Kepolisian Negara Republik Indonesia (KNRI).
4. Integrasi ke ABRI (1960–1999)
Pada masa Orde Baru, Polri diintegrasikan ke dalam ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) bersama TNI AD, AL, dan AU.
Tugas Polri mencakup keamanan dalam negeri, tetapi juga bersifat semi-militer.
5. Era Reformasi dan Polri Mandiri (1999–sekarang)
Setelah reformasi 1998 dan melalui TAP MPR No. VI/MPR/2000 dan UU No. 2 Tahun 2002, Polri dipisahkan dari TNI dan berdiri sebagai institusi mandiri.
Fokus Polri adalah penegakan hukum, pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), serta perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
6. Peran dan Tantangan Kontemporer
Polri kini terus bertransformasi menuju Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan), sesuai program yang dicanangkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sejak 2021. Tantangan ke depan mencakup:
✓ Penanggulangan kejahatan siber
✓ Penanganan radikalisme dan terorisme
✓ Reformasi internal untuk meningkatkan profesionalisme dan integritas
✓Penguatan hubungan dengan masyarakat
Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke-79 tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk kembali menegaskan jati dirinya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Peringatan ini tidak hanya menjadi seremonial tahunan, tetapi juga menjadi titik balik dalam upaya membangun kepercayaan publik melalui pendekatan yang lebih humanis, transparan, dan partisipatif.

Berbagai kegiatan sosial, seperti bakti kesehatan, kerja bakti lingkungan, dialog publik, dan layanan kepolisian terpadu di berbagai wilayah, menjadi bukti konkret keterlibatan aktif Polri dalam menjalin kedekatan dengan masyarakat. Momentum ini diharapkan mampu memperkuat kohesi sosial dan membangun rasa aman yang bersumber dari hubungan yang harmonis antara aparat penegak hukum dan warga negara.
HUT Bhayangkara 2025 bukan hanya milik Polri, tetapi juga milik seluruh rakyat Indonesia. Bersama rakyat, Polri kuat. Bersama Polri, masyarakat tenteram
Terbukti pada HUT tahun 2025 ini bagaimana seluruh hierarki dalam jajaran polri berkomunikasi dan melibatkan masyarakat dengan seluruh mitra jaringan nya untuk bisa terlibat dan memahami lebih dalam tentang tugas dan peran polri saat ini dalam menjaga ketentraman, keamanan, ketertiban di masyarakat
Bravo "Polisi Republik Indonesia"
Asep Saepulloh
Kordinator ASPSB Kabupaten Serang.
Post a Comment